Tuesday, March 18, 2008

'Membaca Daniel S Lev'

pic: Daniel Lev
Jurnal JENTERA edisi khusus 2008 berisi delapan artikel yang sebagian besar berisi pembacaan atas pemikiran seorang indonesianis, almarhum Daniel S Lev. Pak Dan—begitu kami menyebutnya—telah mewariskan pemikiran-pemikiran politik dan sejarah hukum yang cukup penting bagi Indonesia. Studinya tentang demokrasi parlementer pada 1950an menjadi karya klasik yang jadi rujukan utama sejarah periode itu.

Di jurnal ini, kebanyakan artikel berisi tentang penafsiran penulis tentang pemikiran Pak Dan. Tafsiran ini dikontekstualkan dengan kondisi hukum dan politik Indonesia zaman sekarang. Pak Dan pernah mengingatkan betapa pentingnya nilai-nilai Republikanisme. Ini ditulis ulang oleh Robertus Robet di jurnal ini. Sejalan dengan pemikiran Dan, menurut Robet, kita memperlakukan demokrasi tidak hanya secara 'berlebihan' tapi juga secara salah yakni dengan menempatkan demokrasi sebagai satu-satunya sumber dari segala yang baik tentang politik.

Ada juga artikel dari Andang Binawan yang menulis tentang pilihan minimal hukum Pak Dan. Menurut Andang Binawan, pemikiran hukum Pak Dan sangat realis. Dengan latar belakang pemikiran libertarian, Pak Dan mendasarkan keberpihakannya pada universalitas hak asasi manusia. Tidak sekadar pembelaan terhadap institusi.

Usaha pembentukan negara hukum Indonesia, dalam kacamata Pak Dan, sangat dipengaruhi oleh para advokat di zamannya. Para advokat ini menjadi promotor utama gagasan negara hukum. Namun sayang, menurut Patra M Zen dalam artikel berikutnya, peran mulia ini belakangan dibelokkan oleh sebagian kalangan advokat demi meraup kepentingan ekonomi-politik sendiri.

Pak Dan juga mengamati relasi penegak hukum semasa dekade 1940 sampai 1950an. Antara hakim dan jaksa, antara jaksa dengan kepolisian. Tulisan berikutnya dari Bambang Widodo Umar menyebutkan bahwa konflik antar penegak hukum sudah terjadi sejak awal-awal berdirinya Republik. Ini disebabkan karena pertentangan interest dan prestige.

Selain itu, masih ada dua artikel lain perempuan dalam jalur politik formal dan jejak neoliberalisme dalam pembentukan hukum di Indonesia. Masing-masing ditulis oleh Maria Hartiningsih dan Indriaswati Dyah Saptaningrum.

Di luar topik 'Membaca Daniel S Lev', kami menerbitkan artikel tentang pengadilan hubungan industrial, sebuah pengadilan baru, yang dikerjakan oleh Surya Tjandra. Serta proporsionalitas kaitannya dengan daerah pemilihan dalam pemilihan umum ditulis oleh August Mellaz dan Pipit R Kartawidjaja.

JENTERA edisi khusus yang layak Anda miliki.

0 komentar: